Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Mengenal Sunan Gresik(Maulana Malik Ibrahim), Walisongo Pertama Di Tanah Jawa

korangue.com - Maulana Malik Ibrahim atau yang lebih dikenal Sunan Gresik merupakan salah satu di antara sembilan wali (walisongo) di Jawa. “Walisongo” adalah sejumlah wali yang memiliki kontribusi besar dalam penyebaran Islam di Indonesia, khususnya di Jawa. Mereka adalah Maulana Malik Ibrahim, Sunan Ampel, Sunan Giri, Sunan Bonang, Sunan Drajat Sunan Kalijaga, Sunan Kudus, Sunan Muria, serta Sunan Gunung Jati. Mereka tidak hidup pada saat yang persis bersamaan. Namun satu sama lain mempunyai keterkaitan erat, bila tidak dalam ikatan darah maka dalam hubungan guru-murid. 
ilustrasi sunan gresik.

Maulana Malik Ibrahim dianggap termasuk salah seorang yang pertama-tama menyebarkan agama Islam di tanah Jawa, dan merupakan wali senior di antara para Walisongo lainnya.Beberapa versi babad menyatakan bahwa kedatangannya disertai beberapa orang. Daerah yang ditujunya pertama kali ialah desa Sembalo, sekarang adalah daerah Leran, Kecamatan Manyar, yaitu 9 kilometer ke arah utara kota Gresik. Ia lalu mulai menyiarkan agama Islam di tanah Jawa bagian timur,  dengan mendirikan mesjid pertama di desa Pasucinan, Manyar.Makam Maulana Malik Ibrahim di sekitar tahun 1900.

Asal-Usul Sunan Gresik 
Asal-usul Sunan Gresik masih diperdebatkan. Namun yang pasti, nama aslinya adalah Maulana Malik Ibrahim. Ia lebih dikenal sebagai Sunan Gresik karena wilayah dakwah pertamanya di Jawa adalah di Gresik, Jawa Timur. Buku The History of Java karangan Raffles tentang Gresik memberi keterangan bahwa ahli agama Maulana Malik Ibrahim berasal dari Arab. Ada yang menyebut bahwa Sunan Gresik adalah keturunan ke-22 dari Nabi Muhammad, yakni dari jalur Husain bin Ali dan Fatimah. Sementara JP Moquette memberikan keterangan dari tulisan yang terdapat pada makam Sunan Gresik bahwa asalnya dari daerah Iran. Sunan Gresik juga dikenal sebagai Makdum Ibrahim As-Samarkandy. Karena nama ini, ia diduga lahir di Samarkand, Asia Tengah, pada abad ke-14. Selain itu, ada pula pendapat yang menyatakan bahwa Sunan Gresik berasal dari wilayah Magribi atau Maroko, Afrika Utara. Itulah sebabnya, nama lain Sunan Gresik adalah Maulana Magribi.

Sebelum masuk tanah Jawa, Maulana Malik Ibrahim bermukim di Champa (dalam Legenda disebut sebagai negeri Chermain atau Cermin) selama tiga belas tahun. Beliau menikahi putri raja yang memberinya dua putra, yaitu Raden Rahmat atau Sunan Ampel dan Sayid Ali Murtadha atau Raden Santri. Setelah cukup menjalankan misi dakwah di negeri itu, beliau hijrah ke pulau Jawa dan meninggalkan keluarganya. Setelah dewasa, kedua anaknya mengikuti jejaknya menyebarkan agama Islam di pulau Jawa.

Dari kecil Maulana Malik Ibrahim adalah termasuk anak yang cerdas dan alim serta berwatak mulia. Sesudah mendapat didikan agama dari ayahnya, kemudian pada abad XIII Masehi (801 H) oleh ayahnya ditugaskan untuk menjalankan dakwah Islam menuju ke Asia Tenggara. Dengan perahu layar beliau melintasi samudra luas disertai debur ombak dan angin taufan yang dasyat untuk menjalankan missinya. Hingga akhirnya sampailah di pelabuhan Gresik, salah satu pelabuhan yang cukup besar di Asia Tenggara pada saat itu, dan menjadi Bandar Kerajaan Majapahit.
Setelah mendarat di kota Gresik, beliau memilih tempat di sebuah desa bernama Leran. Di desa itulah, pada tahun 801 H/1392 M. beliau mulai menjalankan dakwah Islam. Di samping itu beliau juga membuka toko di desa Romo (3 km sebelah barat kota Gresik). Dengan memperkenalkan barang-barang bawaannya kepada masyarakat setempat, beliau juga mempelajari bahasa daerah demi mempermudah kelancaran dakwahnya. 

Penyebaran Agama
Pertama-tama yang dilakukannya ialah mendekati masyarakat melalui pergaulan. Budi bahasa yang ramah-tamah senantiasa diperlihatkannya di dalam pergaulan sehari-hari. Ia tidak menentang secara tajam agama dan kepercayaan hidup dari penduduk asli, melainkan hanya memperlihatkan keindahan dan kebaikan yang dibawa oleh agama Islam. Berkat keramah-tamahannya, banyak masyarakat yang tertarik masuk ke dalam agama Islam.

Setelah berhasil memikat hati masyarakat sekitar, aktivitas selanjutnya yang dilakukan Maulana Malik Ibrahim ialah berdagang. Ia berdagang di tempat pelabuhan terbuka, yang sekarang dinamakan desa Roomo, Manyar. Perdagangan membuatnya dapat berinteraksi dengan masyarakat banyak, selain itu raja dan para bangsawan dapat pula turut serta dalam kegiatan perdagangan tersebut sebagai pelaku jual-beli, pemilik kapal atau pemodal.

Setelah cukup mapan di masyarakat, Maulana Malik Ibrahim kemudian melakukan kunjungan ke ibu kota Majapahit di Trowulan. Raja Majapahit meskipun tidak masuk Islam tetapi menerimanya dengan baik, bahkan memberikannya sebidang tanah di pinggiran kota Gresik. Wilayah itulah yang sekarang dikenal dengan nama desa Gapura. 

Demikianlah, dalam rangka mempersiapkan kader untuk melanjutkan perjuangan menegakkan ajaran-ajaran Islam, Maulana Malik Ibrahim membuka pesantren-pesantren yang merupakan tempat mendidik pemuka agama Islam pada masa selanjutnya. 

Wafat
Setelah selesai membangun dan menata pondokan tempat belajar agama di Leran, Syeh Maulana Malik Ibrahim wafat tahun 1419. Makamnya kini terdapat di desa Gapura, Gresik, Jawa Timur.

Inskripsi dalam bahasa Arab yang tertulis pada makamnya adalah sebagai berikut:
“ Ini adalah makam almarhum seorang yang dapat diharapkan mendapat pengampunan Allah dan yang mengharapkan kepada rahmat Tuhannya Yang Maha Luhur, guru para pangeran dan sebagai tongkat sekalian para sultan dan wazir, siraman bagi kaum fakir dan miskin. Yang berbahagia dan syahid penguasa dan urusan agama: Malik Ibrahim yang terkenal dengan kebaikannya. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan ridha-Nya dan semoga menempatkannya di surga. Ia wafat pada hari Senin 12 Rabi'ul Awwal 822 Hijriah. ”
Saat ini, jalan yang menuju ke makam tersebut diberi nama Jalan Malik Ibrahim. 

Posting Komentar untuk "Mengenal Sunan Gresik(Maulana Malik Ibrahim), Walisongo Pertama Di Tanah Jawa"